Kemenpora Tidak Abai Terhadap Persoalan Atlet dan Mantan Atlet Indonesia

By Admin

nusakini.com--Kepedulian pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terhadap masalah atlet terus dilakukan. Tidak saja berbentuk pemberian penghargaan berupa bonus kepada atlet yang berprestasi, Kemenpora juga peduli dan tidak abai kepada atlet atau dan keluarga mantan atlet yang mengalami musibah seperti sakit.  

  Dalam kurun satu minggu terakhir, Kemenpora baik melalui Menpora Imam Nahrawi atau pejabat Kemenpora lainnya turun langsung untuk memberikan kepedulian kepada atlet. Ketika berada di Surabaya Selasa (24/7), Menpora usai melakukan kunjungan kerja di Malang langsung menuju Surabaya untuk menyambangi Suharto atlet tolak peluru dan lari 100 meter pada ASEAN Games 1976 yang usianya suda 68 tahun dan bersama istrinya yang sedang sakit. 

  Kondisi pahlawan olahraga ini hanya hidup bersama sang istri dalam kondisi kedua matanya tidak bisa melihat dengan jelas. Ditambah, pasangan hidupnya juga sedang sakit-sakitan. Istrinya bernama Astuti (75 tahun) menderita tumor otak. Saat ini kesadarannya menurun dan dibantu alat pernapasan. Saat mengunjungi Soeharto di kediamannya di Surabaya, Menpota mengatakan, Kemenpora terus berkomitmen untuk memberi apresiasi terhadap pejuang olahraga yang telah mengharumkan nama bangsa.  

  "Apa yang terjadi dengan Bapak Soeharto, mantan atlet kita hari ini bukanlah tentang membagi kisah sedih, tapi justru ia memberi inspirasi kepada kita semua agar tidak kehilangan semangat dan tidak kehilangan harapan," ucapnya seraya tetap tersenyum menatap kondisi Soeharto kini. 

Bentuk penghargaan yang sedang dibutuhkan Soeharto bukanlah bintang dari lempengan besi dan tembaga. Ia hanya berharap segera dirawat di rumah sakit secara gratis. Selain itu, dia juga ingin ada orang-orang yang merawat dirinya dan istrinya.

“Bantuan yang kami berikan hari ini, murni karena kami mendengar informasi ini dan langsung berinisiatif mengunjungi Bapak Soeharto di rumahnya. Kebetulan Saya sedang melakukan kunjungan kerja disini, ujar Imam Nahrawi yang menyerahkan bantuan senilai Rp 40 juta kepada keluarga Soeharto, dan berharap bantuan yang diberikan tidak semata dinilai dari jumlah yang diberikan.

“Kami ingin bantuan ini menjadi pendorong bagi pihak lain di luar sana lebh banyak lagi yang ingin menyampaikan bantuannya kepada keluarga Soeharto,’’ ucap Menpora. 

  Bentuk perhatian Kemenpora lainnya juga diberikan kepada atlet tinju asal Bali Valentinus Nahak yang saat ini berjuang melawan penyakit kanker kelenjar getah bening di RS Sangla, Bali. Asisten Deputi Pembibitan dan Iptek Olahraga Kemenpora Washinton hari Senin (30/7) malam mengunjungi Valentinus Nahak dan memberikan bantuan untuk pengobatan Nahak.   

  Valentinus dirawat kembali di RSUP Sanglah, Denpasar, sejak dua hari yang lalu. Petinju yang pernah membela Bali dan sukses mendapatkan medali perak di PON 2016 Jawa Barat ini tampak tak berdaya, kondisi fisiknya melemah, tubuhnya terlihat kurus, jauh berbeda dari kondisi sebelumnya ketika masih lincah di ring tinju. Julio Bria yang merupakan kakak kandung dari Valentinus Nahak menuturkan, kalau adiknya kini sedang berjuang melawan penyakit kanker kelenjar getah bening. "Dan saya terima kasih kepada pihak Kemenpora yang sudah datang dan memberikan bantuan kepada adik kami," katanya.  

Tidak hanya berhenti disitu, masalah Lifter Indonesia Sri Winarni yang mengalami kesulitan pembiayaaan menanggung putranya Fariz yang sedang sakit, langsung mendapat respon cepat dari pihak Kemenpora melalui Sesmenpora Gatot S Dewa Broto. Gatot langsung memerintahkan unit Kesehatan Kemenpora untuk turun langsung membantu kondisi anak Sri Winarni. Bahkan, Gatot juga meminta bantuan kepada Direktur Utama BPJS Fahmi Idris untuk ikut membantu masalah yang dialami Sri Winarni. (p/ab)